Filsafat



Filsafat Islam dalam Dunia Modern
Filsafat Islam kontemporer mengacu pada situasi filsafat Islam di abad 20. Gerakan baru telah muncul selama ini karena perjumpaan dengan modernitas dan filsafat Barat. Di satu sisi, beberapa ulama seperti Al-Afghani dan Muhammad Abduh berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip rasional yang akan mendirikan suatu bentuk pemikiran yang baik khas Islam dan juga cocok untuk kehidupan di masyarakat ilmiah modern, sebuah debat yang terus dalam filsafat Islam saat ini .Muhammad Iqbal adalah salah satu tokoh kelompok ini yang memberikan campuran yang agak eklektik filsafat Islam dan Eropa. Di sisi lain, beberapa pemikir bereaksi terhadap fenomena modernitas dengan mengembangkan fundamentalisme Islam.[1]
Dalam Islam sebagaimana diadopsi dari Plato dunia Ide
ini adalah dunia nyata. Realitas dalam konteks pengetahuan Islam tidak terbatas pada relitas empirik saja (inderawi), tetapi juga realitas ide tersebut yang
sering disebut sebagai realitas spiritual. Oleh sebab itu aliran
filsafat dalam Islam juga banyak beririsan dengan aliran mistik
(sufisme). Islam memandang bahwa manusia telah dianugerahi fakultas-
fakultas untuk mengenali alam dan bentuk-bentuk kesadaran untuk
mengetahui realitas di sekitarnya.Oleh sebab itu di dalam filsafat
Islam tidak hanya diakui dunia empiris yang bisa diserap indera,
tetapi juga pengetahuan rasional hasil dari spekulasi akal, dan
pengetahuan intuitif yang berasal dari serapan qalbu.
Murtadha Muthari (1993)membagi empat metode pemikiran yang selanjutnya bisa disebut sebagai aliran filsafat yang masing-
masing memiliki karakter khusus di bawah pengaruh ajaran Islam, yaitu:[2]
a.       Paripatetism (Masyaiyah)
Mengandalkan deduksi, logika, dan spekulasi rasional. Mengadopsi
gagasan filsafat yunani yang secara tidak langsung mensintesakan
ajaran Aristoteles dan Plato. Tokoh-tokohnya seperti Al-Kindi, Al-
Farabi, Ibn Sina (periode awal), Ibn Rusyd, dll
b.         Kalam
Mengandalkan deduksi rasional dan logika yang didasarkan atas teks-
teks atau postulat-posutlat wahyu. Mereka yang tidak pernah menggap
pendekatannya sebagai pendekatan filsafat ini melahirkan tiga aliran
besar teologi Islam: Mu’tazilah, Asy’ariyah dan  Syi’ah.
c.     Irfan (atau ma’rifah)
Mengandalkan intuisi mistik, melalui metode penyucian bathin. Aliran
ini merupakan mainstream utama dalam aliran sufisme, tokoh-tokohnya
seperti: Al-Hallaj, Abu yazid Bustami, Syibli, dan lain-lain.
d.    Iluminasi (isyraqi)
Menggabungkan seluruh metode dengan memberdayakan keseluruhan potensi manusia baik itu rasio, logika, intuisi, dll. Tokoh-tokoh
aliran ini misalnya Suhrawardi, Ibn Arabi, Mulla Sadhra, Iqbal, dll.
Tokoh Islam Modern


 [1] Diambil dari:http://e-dakwahnet.blogspot.com/2011/01/filsafat-islam-modern.html